METRORIAU.COM
|
![]() |
|
||
POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR |
Satu terobosan penting dalam strategi Pemkab adalah pemanfaatan data by name by address untuk memastikan bahwa intervensi yang dilakukan tepat sasaran. Dinas Sosial-P3AP2KB bersama Bappeda telah membangun sistem data terpadu yang mengintegrasikan informasi dari tingkat desa, Puskesmas, hingga kabupaten.
Dengan dukungan aplikasi digital berbasis android, para kader dan petugas gizi dapat melaporkan kondisi anak stunting secara real time, sehingga respons dari pemerintah bisa dilakukan lebih cepat. Data ini juga menjadi dasar dalam penyaluran bantuan sosial, KIP, KIS, hingga program PKH dan BPNT.
Keberhasilan pengentasan stunting di Meranti tidak bisa dibebankan hanya pada sektor kesehatan. Oleh karena itu, pendekatan konvergensi lintas sektor dikuatkan. Dari Dinas Pendidikan yang menyisipkan edukasi gizi dalam pembelajaran PAUD dan SD, Dinas PUPR yang memperbaiki sanitasi dan akses air bersih, hingga Dinas PMD yang mengarahkan dana desa untuk mendukung program gizi dan Posyandu.
“Stunting bukan hanya urusan satu dinas, ini soal masa depan Meranti. Maka kami semua harus turun tangan,” ujar Wakil Bupati, Muzamil Baharudin, yang juga aktif turun langsung ke desa-desa memantau Posyandu.
Mimpi Besar: Zero Stunting 2027