METRORIAU.COM
|
![]() |
|
||
POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR |
PEKANBARU - Ratusan mahasiswa Universitas Riau (UNRI) yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) menggelar aksi demonstrasi di Kantor Gubernur Riau, Kamis (14/8/2025).
Unjuk rasa berlangsung di pintu pagar samping Jalan Cut Nyak Dien memanas hingga berujung kericuhan dan robohnya pagar masuk kantor Gubernur Riau.
Berbeda dari biasanya, massa tidak berkumpul di gerbang depan Jalan Sudirman, melainkan di pintu samping, tepat di sebelah Menara Dang Merdu BRK Syariah. Sejak pagi, mahasiswa mulai mendekat hingga ke pagar masuk, menggedor dan menggoyangnya sambil berteriak meminta Gubernur Abdul Wahid keluar menemui mereka.
Akibat aksi tersebut, satu lajur jalan dari arah Sudirman menuju A. Yani terpaksa ditutup. Pengendara dialihkan ke jalur alternatif, sementara arus lalu lintas di sekitar lokasi tersendat.
Situasi memuncak sekitar pukul 14.30 WIB. Mahasiswa yang merasa diabaikan karena tak kunjung ditemui pejabat pemprov sejak pukul 09.00 WIB mulai mendorong pagar besi secara bersamaan hingga roboh.
Petugas Satpol PP dan kepolisian yang berjaga segera berusaha menahan laju massa, memicu adu dorong di pintu masuk. Suasana kian tegang diiringi teriakan yel-yel dan desakan agar gubernur atau pejabat tinggi lainnya menemui massa.
Dalam aksinya, mahasiswa menyuarakan sejumlah tuntutan, antara lain kejelasan pencairan beasiswa Pemprov Riau yang tak kunjung cair. Kemudian evaluasi menyeluruh penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Penjelasan terkait peradilan militer di lingkungan kampus UNRI. Penyelesaian konflik agraria di Riau. Dan perbaikan fasilitas dan infrastruktur kampus.
Fitri, salah seorang mahasiswi, mengungkapkan kekecewaannya. "Sampai saat ini beasiswa yang dijanjikan Pemprov belum cair. Itu salah satu tuntutan utama kami," ujarnya.
Ketegangan mulai mereda ketika Gubernur Riau Abdul Wahid akhirnya menemui langsung massa aksi. Di hadapan mahasiswa, ia menjawab satu per satu tuntutan.
"Untuk beasiswa, hari ini pengumumannya, dan sudah disampaikan ke kampus masing-masing. Memang terlambat karena ada persoalan teknis anggaran, tapi Insyaallah tetap berjalan seperti tahun sebelumnya," jelas Gubri.
Terkait peradilan militer, Gubernur mengaku belum mendapat informasi rinci karena hal tersebut merupakan kewenangan pemerintah pusat. "Saya akan koordinasikan dengan rektor dan pihak terkait," ujarnya.
Sementara untuk karhutla, Ia menyebut status siaga sudah ditetapkan, dan lima helikopter water bombing dikerahkan untuk melakukan penanganan karhutla di Riau. "Alhamdulillah, hujan mulai turun dan kondisi terkendali," tambahnya.
Meski sempat diwarnai ketegangan, pertemuan langsung antara Gubernur dan mahasiswa membuka ruang dialog. Namun, mahasiswa menegaskan akan terus mengawal realisasi janji tersebut.*