METRORIAU.COM
|
![]() |
|
||
POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR |
PEKANBARU - Anggota DPR RI Dapil Riau I, Karmila Sari, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Bengkalis dengan membawa serta Kementerian Kebudayaan sebagai mitra kerja.
Dalam rangkaian kunjungan tersebut, digelar Malam Semarak Budaya di Balai Kerapatan Wisma Daerah Sri Mahkota, Bengkalis, Rabu (20/8/2025) malam.
Acara ini menampilkan beragam pertunjukan seni, mulai dari tari zapin, pembacaan puisi, hingga monolog yang dibawakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Batin Alam, Politeknik Negeri Bengkalis (Polbeng). Karmila bersama pihak Kementerian Kebudayaan hadir langsung menyaksikan kekayaan seni lokal Bengkalis.
Dalam kesempatan itu, Karmila menekankan pentingnya regenerasi pelaku seni, khususnya di kalangan generasi muda, agar seni dan budaya tradisional tidak hilang tergerus pengaruh budaya luar.
"Kesenian lokal seperti Tari Zapin Bengkalis bahkan sudah dikenal hingga ke mancanegara. Begitu juga Tari Sonde di Meranti. Regenerasi harus terus dilakukan agar tradisi ini tetap hidup di tengah gempuran era teknologi dan AI," ujarnya.
Politisi Partai Golkar ini juga mendorong agar setiap acara kenegaraan menampilkan seni dan tari tradisional, sebagai bentuk pelestarian sekaligus ruang berekspresi bagi seniman daerah.
Direktur Polbeng, Johny Custer, menambahkan bahwa seni budaya Bengkalis perlu terus dipromosikan secara luas. Salah satu cara paling efektif adalah melalui media sosial dengan kemasan yang menarik.
"Harus dikemas sebaik mungkin dan terus-menerus dipromosikan agar orang tertarik untuk melihat," tegas Johny.
Selain itu, Karmila juga mendorong Dinas Kebudayaan daerah untuk mengintegrasikan budaya lokal ke dalam kurikulum sekolah dengan melibatkan Lembaga Adat. Dengan demikian, pelajar dapat memahami akar budaya mereka sejak dini.
"Jika ada kendala pendanaan dalam penyusunan buku budaya lokal, kami di Komisi X siap mendukung," tambahnya.
Karmila menegaskan, DPR RI bersama Kementerian Kebudayaan berkomitmen mendorong pelestarian seni dan budaya daerah, termasuk di Bengkalis. Menurutnya, pelestarian tidak hanya sebatas menjaga, tetapi juga memberi ruang agar budaya dapat terus berkembang dan dikenal lebih luas.*